Bagaimana Microsoft, Google, dan Salesforce memiliki model kerja hibrid dan mempromosikan produktivitas yang lebih baik, kolaborasi yang lebih baik, serta kesejahteraan dan retensi karyawan yang lebih baik, namun Amazon, Citigroup, Walmart, dan UPS baru-baru ini mengumumkan tindakan keras terhadap opsi kerja jarak jauh, dengan alasan penurunan produktivitas dan berkurangnya kolaborasi (dan beberapa karyawan benar-benar frustrasi)?
Kesimpulan utama saya dari pilihan perusahaan ini? Memimpin tim hybrid merupakan sebuah tantangan. Anda tidak dapat menggunakan strategi yang sama untuk memimpin tim hibrid berkinerja tinggi seperti yang Anda gunakan untuk tim di kantor. Hal ini memerlukan lebih banyak perencanaan dan pendekatan yang lebih disiplin untuk mencapai tujuan tim dan sasaran organisasi Anda. Tampaknya beberapa perusahaan bersedia bekerja lebih keras. Yang lainnya tidak. Berikut beberapa pengamatan dan pertimbangan utama:
1. Bangun kepercayaan, koneksi, dan inklusi. Sangat penting bagi para pemimpin untuk menciptakan ikatan yang kuat dengan bawahan langsung mereka, karena ikatan tersebut menumbuhkan kepercayaan, komunikasi terbuka, dan hubungan. Peluang untuk menciptakan ikatan ini dengan bawahan langsung saat berada di kantor secara fisik lebih mudah ditemukan dibandingkan dengan anggota tim jarak jauh. Untuk membangun hubungan secara adil, upaya sadar perlu dilakukan untuk merencanakan interaksi. Mulailah dengan menambahkan check-in individual ke daftar tugas harian Anda. Interaksi ini tidak selalu berkaitan dengan pekerjaan; terkadang, hanya mengatakan “halo” atau menanyakan kabar seseorang sudah cukup.
Penting juga bagi Anda, sebagai pemimpin, untuk mengatur suasana untuk menciptakan ikatan antara semua anggota tim Anda. Rencanakan acara seperti sesi pelatihan pribadi tahunan, aktivitas membangun tim virtual, atau jam sosial virtual yang menekankan koneksi dan kolaborasi. Beberapa pengalaman hebat yang pernah saya dengar adalah happy hour virtual (termasuk orang-orang terkasih), demonstrasi memasak, atau pertunjukan bakat. Jadilah kreatif dan libatkan tim Anda dalam memutuskan jenis kegiatan apa yang ingin mereka ikuti.
2. Menetapkan ekspektasi komunikasi. Sangat mudah bagi anggota tim di kantor untuk berkolaborasi satu sama lain dan mengadakan pertemuan dadakan untuk mendiskusikan tugas, namun diperlukan upaya ekstra untuk melibatkan mereka yang bekerja dari jarak jauh. Sebagai seorang pemimpin, tugas Anda adalah menyampaikan pentingnya membangun kepercayaan tim dengan melibatkan seluruh anggota tim dalam diskusi, menjadikannya bagian dari budaya tim Anda. Tidak bisa mengumpulkan semua orang dengan cepat? Tetapkan protokol yang mengharuskan setiap pertemuan dadakan didokumentasikan dan dibagikan kepada seluruh tim. Ini bisa sesederhana ringkasan singkat di dokumen bersama atau saluran obrolan.
3. Memanfaatkan teknologi untuk kolaborasi yang kuat. Teknologi telah mempermudah untuk tetap terhubung dan berkolaborasi dengan karyawan di mana pun lokasi mereka. Tantangannya adalah menemukan opsi yang tepat untuk tim dan menggunakannya secara konsisten. Microsoft Teams atau Google Workspace tidak hanya bagus untuk menjadwalkan rapat dan panggilan video atau obrolan dadakan, tetapi juga memungkinkan berbagi file dan kolaborasi. Pertimbangkan perangkat lunak manajemen proyek seperti Trello, Asana, atau Monday.com agar semua orang selalu mendapat informasi terbaru tentang tugas dan proyek. Apa pun yang Anda pilih, pastikan semua orang menggunakannya untuk mendapatkan efek kolaborasi tim sepenuhnya.
4. Kelola perbedaan zona waktu. Mengelola perbedaan zona waktu bisa jadi sulit ketika berkolaborasi dengan rekan satu tim yang berlokasi di wilayah atau negara berbeda. Sebagai seorang pemimpin, penting untuk mengingatkan tim Anda untuk menjadwalkan pertemuan dan tenggat waktu yang mengakomodasi seluruh anggota tim. Menggunakan aplikasi kalender seperti Outlook atau Google Meet membantu mengatasi tantangan ini.
5. Mintalah umpan balik. Pertimbangan favorit saya: Jika Anda benar-benar ingin mengetahui kinerja anggota tim jarak jauh Anda, tanyakan saja kepada mereka. Dengarkan dengan maksud untuk memahami dan bukan untuk menghakimi tantangan mereka, dan berusahalah melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Memimpin tim hybrid yang berkinerja tinggi memerlukan pendekatan yang bijaksana dan disiplin. Dengan membangun kepercayaan dan inklusi, menetapkan ekspektasi komunikasi yang jelas, secara aktif mencari umpan balik, dan memanfaatkan teknologi yang tepat untuk membantu mengelola upaya-upaya ini, Anda dapat menciptakan lingkungan tim yang kohesif dan produktif. Ingatlah juga bahwa kunci kesuksesan terletak pada mengadaptasi gaya kepemimpinan Anda untuk memenuhi kebutuhan unik anggota tim di kantor dan jarak jauh. Gunakan strategi ini, dan Anda akan siap mengembangkan tim hybrid yang dinamis dan terlibat.
Sherry Coker adalah pemilik Coker Consulting LLC. Dia dapat dihubungi di sherry@cokerconsulting.net.